Di Medsos, Ide Berpuisi Muncul Saat Galau
Menulis kemudian membacakan sajak atau puisi dengan lantunan suara yang merdu dan mengena hanya berlaku bagi penyair atau sastrawan.
Pasalnya mereka cukup fokus dalam menciptakan beragam karya untuk memperkuat eksistensinya.
Jelas saja puisi berkelas dengan paduan kata terbaik dan saling mengisi adalah hasil karya sastrawan dan penyair.
Tapi ternyata orang biasa yang bukan sastrawan atau penyair juga mampu merangkai kata demi kata untuk sebuah syair. Hanya saja itu bisa muncul saat galau, Percaya?
Untuk mengukur benar atau tidaknya memang belum ada penelitian secara terperinci mengenai hubungan tersebut namun bila dikaitkan dengan status media sosial rasanya bisa sedikit dihubungkan.
Sebagai contoh saat orang sedang merangkai syair demi syair dengan kata kata indah di status media sosial padahal bukan seorang penyair. Membuktikan bahwa seseorang tersebut sedang galau, sedih, atau sakit.
Bila dilihat status mengandung puisi itu muncul terus terusan dengan rentang waktu yang singkat. Segala pemikiran dan emosi dimunculkan dalam kata kata indah penuh makna.
Lalu apakah semua status puisi menandakan sedang galau atau bersedih? Jawabannya ya tidak karena perlu diperhatikan juga tanda-tandanya.
Bila dilihat di status medsos, syair muncul saat seseorang tengah patah hati, tidak memiliki kekasih, masalah pelik atau berduka. Biasanya setelah keluar dari masalah statusnya akan berubah kata kata biasa yang menggambarkan keindahan atau kebahagiaan.
Penulis sendiri telah membuktikan saat muda dan masih jomblo. Pada saat itu gampang sekali membuat puisi yang bernada galau, sedih dan kecewa. Bahkan puisi bernada riang juga mudah dibuat.
Akan tetapi saat mendapatkan kebahagiaan atau usai menikah, bagai debu berterbangan ide berpuisi pun hilang.
Sampai sejauh ini penulis tidak bisa menginterpretasikan secara rinci alasannya. Hanya satu hal kebahagiaan mampu mengusir kegalauan sehingga ide bersyair ikut hilang.
Meskipun demikian tulisan ini tidak bisa dipastikan bahwa itu terjadi pada semua orang. Sebab setiap orang memiliki sifat dan pemikiran yang berbeda.
Akan tetapi untuk sekedar memberikan pemikiran alangkah baik juga dilakukan analisis langsung, seperti mengecek kebenaran status puisi galau tadi.
Penulis hanya menyampaikan pemikiran yang mungkin saja berbeda dari yang lainnya.