7 Beda Introvert dan Ekstrovert di Dunia Kehumasan dan Jurnalistik
(Ilustrasi Jurnalis) |
Dunia komunikasi seperti menjadi jurnalis atau perhumasan tidak terlepas dari kemampuan bekerja sama dengan masyarakat, terlepas mereka yang berkepribadian introvert atau ekstrovert.
Tentunya dengan karakter yang berbeda antara introvert dan Ekstrovert tentu menjadikan berbeda pula cara untuk bekerja dalam dunia komunikasi tersebut.
Meskipun demikian orang dengan dominan pada satu kepribadian masing-masing itu tetap dapat sukses dalam bidang mediasi dan kewartawanan tersebut.
Mereka yang berpikiran dominan Introvert yang dijelaskan Carl Jung adalah kepribadian yang lebih pendiam, sedangkan yang ekstrovert lebih aktif dan banyak bicara.
Nah di sini Teksinfo akan memaparkan 7 perbedaan cara orang berkepribadian introvert dan ekstrovert dalam dunia komunikasi.
1. Di belakang layar, introvert cenderung analisis sebelum keputusan, ekstrovert mengutamakan pengalaman
Maksud di belakang layar bila introvert dan ekstrovert menjadi pimpinan misalnya kepala Humas, direktur media atau pimpinan redaksi. Introvert yang cenderung sebagai pengamat detail tentu akan menganalisis segala hal sebelum menentukan kebijakan. Seorang introvert akan membutuhkan waktu dalam menimbang baik atau buruknya suatu keputusan nantinya. Hal ini berbeda dengan ekstrovert yang akan melihat dari sudut pengalaman sebelumnya. Misalnya dalam penentuan pegawai atau jurnalis yang akan turun meliput pada kegiatan atau peristiwa, seorang introvert akan menimbang banyak hal bukan hanya pengalaman namun aspek lainnya seperti bentuk liputan atau kegiatan dan kesesuaian dengan kemampuan. Sedangkan seorang ekstrovert akan mengedepankan pengalaman meski kadang ada kelemahan dari personal, tetap saja akan dikedepankan. Faktor berjudi atau gambling kadang dimunculkan. Meskipun secara hasilnya tidak berbeda jauh karena ada faktor non teknis lainnya saat di lapangan.
2. Jurnalis introvert senang menganalisis dan surfing informasi sebelum meliput, ekstrovert lebih percaya diri langsung turun ke lapangan
Salah satu sifat introvert yakni selalu merencanakan dan menimbang berbagai hal sebelum melakukan tindakan. Hal ini juga berlaku bagi jurnalis yang berkepribadian itu. Biasanya saat sebelum terjun meliput berbagai aspek dicari dan kemudian dianalisis semisal mencari latar belakang tokoh, sejarah kegiatan, lokasi dan sebagainya. Hal ini berbeda dengan jurnalis ekstrovert yang hanya membutuhkan informasi seadanya langsung turun ke lapangan. Hal ini juga dikarenakan introvert kurang percaya diri untuk banyak bertanya, sedangkan ekstrovert berpikir dapat bertanya banyak saat di lapangan. Meski menguasai di lapangan, saat merangkum hasil liputan dalam tulisan berita, wartawan ekstrovert dinilai kurang detail ketimbang wartawan introvert. Sebab selain mempunyai modal di latar belakang, wartawan introvert dinilai jeli saat di lapangan karena pengamatannya, meski saat bertanya lebih to the point pada persoalan saat itu. Sebaliknya ekstrovert akan menuliskan berita dengan improvisasi tertentu yang kadang kala tidak berhubungan langsung dengan kegiatan atau peristiwa.
3. Introvert agak kesulitan jadi Master Ceremony, sebaliknya ekstrovert jago menjadi pembawa acara
Seorang introvert yang lebih sedikit bicara jelas akan kesulitan bila didapuk menjadi MC. Meski secara teori telah menguasai namun berdiri di depan orang banyak lebih dari lima orang jelas akan menjadikan gugup dan bisa-bisa suara tidak keluar. Namun begitu introvert tetap bisa menjadi MC pada ruangan tertutup dengan audience yang minim. Hal ini berbeda dengan ekstrovert yang akan percaya diri saat menjadi MC di depan orang banyak, ribuan bahkan jutaan sekalipun. Ini dikarenakan sifatnya yang senang bersosialisasi dan memiliki kemampuan mencairkan suasana. Bagi ekstrovert berada di tengah perhatian dan orang banyak memberikan energi besar tersendiri. Sebaliknya bagi introvert justru menghabiskan banyak energi. Walaupun begitu introvert yang tekun dan mau berlatih tetap bisa jadi MC yang andal.
4. Introvert dapat efektif menjadi mediator, dibanding ekstrovert
Introvert memiliki sifat yang mengkhususkan berbagai hal termasuk jeli mengamati dan menganalisis, bahkan mampu juga menebak suasana hati orang serta lingkungannya. Ini jelas menjadi modal saat memediasi suatu persoalan atau dengan masyarakat. Pendekatan person by person akan memudahkan introvert bekerja sebagai mediator. Hal ini akan berbeda bagi ekstrovert yang kadang kurang analisis dan kurang teliti mengamati akibatnya alih-alih memediasi justru memprovokasi terlebih ekstrovert lebih banyak bicara. Walaupun begitu bukan berarti ekstrovert tidak mampu menjadi mediator andal atau introvert tidak bisa jadi mediator. Sebab masing-masing diri seseorang memiliki sifat itu tinggal saja yang mana yang dominan.
5. Sifat spontan ekstrovert amat bermanfaat menghandle kegiatan mendadak, sedangkan introvert akan kaku dan lambat
Tingginya intensitas aktivitas dan pengalaman di lapangan dan banyak orang memudahkan ekstrovert mudah beradaptasi dan siap pada kondisi apapun. Bagi humas dan wartawan tidak jarang juga akan menghadapi sebuah kegiatan yang mendadak dengan persiapan minim. Bagi pribadi ekstrovert ini akan lebih mudah, seperti liputan gempa, kecelakaan, atau banjir dapat diselesaikan dengan efektif. Namun bagi jurnalis introvert menjadi sesuatu yang sulit sebab perlu banyak pertimbangan dan analisis mendalam sebelum liputan. Sehingga bila kebutuhan berita cepat atau informasi flash, orang ekstrovert yang unggul.
6. Menjaga kerahasiaan Introvert bisa dipercaya, ekstrovert agak sulit
Hal ini berlaku bagi jurnalis atau pegawai kehumasan. Jurnalis introvert amat menjunjung tinggi peraturan dan kerahasiaan sehingga saat narasumber memunculkan suatu gagasan namun diminta rahasia, mereka akan merahasiakannya. Hal ini berhubungan dengan salah satu sifatnya yang tidak ingin berkonflik dan menimbulkan konflik serta enggan mengambil risiko. Meskipun harus diungkap dan itu kebenaran, jurnalis introvert akan "menyamarkan" bahasa melalui kemampuan menulis dan merangkai katanya. Selain jurnalis, pegawai humas introvert juga akan dapat menyimpan rahasia instansi serapat mungkin. Dan tentunya tidak ada diumbar begitu saja saat menuliskan informasi di media. Tetapi semua hal tersebut bisa tidak berlaku bagi yang berkepribadian ekstrovert. Dikarenakan banyak bicara dan mudah terkontaminasi pengaruh, bisa saja rahasia itu dibocorkan. Selain itu karena termasuk pribadi yang berani ambil risiko, tanpa pikir panjang bisa saja informasi rahasia itu diungkap ke publik. Meski demikian tidak semua ekstrovert berlaku seperti itu, sebab jurnalis profesional tentu amat menghargai kode etik jurnalistik.
7. Kemampuan menulis introvert dinilai unggul dalam hal isi informasi dibanding ekstrovert
Menulis bagi seorang introvert jelas sebuah kebutuhan, sebab dengan sedikit bicara, sebagian lagi dituangkan dalam tulisan. Kepribadian introvert sebagai pengamat, penganalisis dan penelaah menjadikannya rajin juga menggali informasi lebih dalam. Terlebih introvert juga seorang pembaca ulung. Amat wajar bila introvert akan unggul dalam hal penguasaan kata-kata dan bahasa. Sebaliknya seorang ekstrovert yang dinilai minim dalam hal literasi mulai membaca, memahami dan menulis tentunya masih dapat menulis namun isi yang terkandung belumlah dalam. Lebih tepatnya seorang ekstrovert harus melakukan penyampaian informasi berkelanjutan bahkan berulang. Ekstrovert memang akan cepat memunculkan informasi terbaru namun akan kesulitan saat melakukan analisis mendalam dengan menggunakan berbagai aspek. Tidak heran bila jurnalis atau pegawai humas yang terus menggunakan mindset ekstrovert agak sulit melangkah menjadi pimpinan atau redaktur. Akan tetapi bila sedikit mau mengubah mindset menjadi lebih introvert tentu semua sektor dapat digapai.
Dari tujuh perbedaan tersebut penulis menyimpulkan bahwa sifat introvert dan ekstrovert bukanlah satu saja dimiliki setiap individu melainkan kedua-duanya. Akan tetapi sesuai pengalaman dan minatnya akan terlihat dominansi antara sifat introvert atau ekstrovert.
Penulis sendiri menyimpulkan tujuh perbedaan itu dari pengalaman yang dikaitkan dengan konsep karakter introvert serta ekstrovert oleh Carl Jung dari Kanada. Tentunya ini tidak mutlak mencerminkan perbedaan orang introvert dan ekstrovert dalam dunia komunikasi. Sebab semua manusia punya keterbatasan, tentu masih banyak lagi pandangan dan analisis terkait hal itu dari banyak orang. Setidaknya tulisan ini sedikit dapat membantu orang yang berkecimpung di dunia komunikasi dalam mengidentifikasi karakter individunya. Semoga bermanfaat.
Penulis : Denya