7 Perkataan Seorang Istri Yang Mungkin Menyakitkan Hati Suami
Ilustrasi nikah (pixabay.com) |
Menjaga hati seorang pasangan tidaklah mudah, bila salah dalam perkataan mungkin saja jadi Boomerang yang menyakitkan, tidak terkecuali istri terhadap suami.
Dalam ajaran agama khususnya Islam manusia wajib menjaga akhlak terpuji, salah satu akhlak istri kepada suami, dan akhlak suami kepada istri.
Akhlak suami kepada istri jelas menjaga perasaannya, memberikan nafkah yang sesuai kemampuan, dan menghormati harga diri dan keluarganya.
Walaupun demikian tidak serta-merta seorang istri dapat seenaknya meminta kepada suami sesuai keinginannya. Istri wajib menaati suami dan tidak bersikap durhaka kepadanya.
Sebab dalam Al Qur'an dan hadist Nabi Muhammad SAW sudah dijelaskan, istri yang Sholehah yang berhak mendapat nafkah dan kasih sayang dari suaminya.
Walaupun demikian tidak semua istri yang memiliki akhlak terpuji seperti yang tersebut itu. Banyak istri tidak menyadari kesalahannya dan membuat sakit hati suaminya, khususnya dalam perkataan.
Alih-alih membenarkan pemikirannya, justru membuat suami sakit hati dan murka kepadanya.
Berikut tujuh perkataan istri yang kerap dilontarkan kepada suami yang mungkin menyebabkan sakit hati.
1. Gara gara kamu, aku bukannya sembuh tapi malah sakit.
Ucapan istri ini akan terasa sakit dalam hati suami bila setiap saat mendoakan pasangannya sehat. Hal ini mengindikasikan ketidakpercayaan istri akan ibadah suaminya serta kesetiaannya. Ucapan ini biasanya muncul saat suami sedang bercengkerama dengan istri, seperti memijat atau ngobrol sebelum tidur. Di tengah pembicaraan suami menasihati, namun merasa kritik bagi istri, sedangkan dia sedang merasakan sakit fisik. Meski benar istri sedang merasakan sakit, tetap saja perkataan ini jangan sampai terucapkan.
2. Pantesan kamu kayak gini, karena orang tua mu yang mengajarkan seperti itu
Ucapan ini biasanya muncul saat suami bertindak berbeda yang dipikirkan istri. Istri ini bersifat egois dan merasa pola pikirnya lebih baik dari suami. Akan tetapi penerimaan bagi suami amat menyakitkan karena membawa-bawa nama orang tua. Hal ini mengindikasikan bukan hanya suami yang dihina istri tapi juga orang tuanya suami. Dalam Islam jelas ini dosa besar karena menghina dan melecehkan orang yang seharusnya jadi kewajiban istri mengabdi.
3. Kamu terlalu payah sebagai laki-laki
Perkataan ini amat mengerikan karena istri meragukan kapasitas suami sebagai lelaki dan pemimpin rumah tangga. Hal ini biasanya terucap saat suami enggan mengabulkan permohonan istri. Atau suami merasa tidak bisa melakukan apa yang diinginkan istri. Seharusnya sebagai pasangan hidup, ucapan ini tidak boleh terlontar. Sebab istrilah yang akan melengkapi setiap kekurangan suami begitu pula sebaliknya. Kadang kala ini juga terucap saat dalam hati si istri terdapat sosok perbandingan lelaki lain. Dalam agama Islam juga ini termasuk dosa besar. Meski mungkin niat istri untuk membangun atau menegur suami. Tetap saja ini membuat suami sakit hati.
4. Kakakku lebih baik dari mu
Ucapan istri seperti ini terhadap suami, saat merasa kakak lelaki yang dijadikan panutan jauh lebih baik dari suaminya sendiri. Bagi suami ini sebenarnya amat memalukan karena dibandingkan dengan kakak iparnya. Walaupun begitu suami yang sadar akan ikhlas menerima perbandingan tersebut. Meskipun demikian istri harusnya berpikir, setiap orang memiliki cara hidup berbeda. Bisa saja kakak lelaki yang lebih baik itu karena perlakuan istrinya yang istimewa sedangkan dirinya sebagai istri semena-mena terhadap suami.
5. Kamu hanya bisa berteori dan menasihati, tindak tandukmu nol besar
Ini biasanya muncul saat suami menasihati istri dengan dalil agama atau Al Qur'an. Hanya saja saat ikhtiar ucapan yang didengungkan tersebut tidak sesempurna pandangan istri. Tidak wajar bila istri mengatakan tindakan suami nol besar, sementara suami telah bekerja keras. Hanya saja hasil yang didapat belumlah maksimal. Bagi suami yang loyal pada keluarga dan terus mengusahakan yang terbaik untuk keluarga, istri harus mendukung. Kesabaran istri inilah yang membuat suami bangkit dan suatu saat akan lebih sukses. Kekuatan doa dan ikhtiar istri yang selalu memperkuat fisik dan mental suami akan berujung kebahagiaan.
6. Kalau bukan karena hartaku dan orang tuaku , kamu tak mungkin jadi yang sekarang.
Inilah ucapan yang paling sering disebut istri, bila suami terpaksa terlebih dahulu menumpang hidup di rumah keluarga istri. Pada dasarnya suami yang baik menumpang di rumah keluarga istri, untuk ikut menjaga orang tua istri yang mungkin telah berusia lanjut. Sebenarnya suami bisa membawa istri ke rumah keluarganya bila memang tidak memiliki tempat tinggal sesuai yang dianjurkan agama. Akan tetapi saat niat terpuji suami itu justru disalah artikan oleh istri sebagai "ikut numpang hidup". Suami mana yang bakal sakit hati mendengar perkataan itu. Perkataan ini biasa muncul saat suami kurang menyetujui pendapat keluarga istri. Bisa juga saat suami sukses sedikit membanggakan orang tua kandungnya. Sebenarnya suami bisa saja segera pulang ke rumah keluarga atau mencarikan kontrakan sementara untuk keluarga. Hanya saja biasanya istri yang sudah bersifat angkuh seperti ini hanya menjadi beban berat pemikiran bagi suami.
7. Keluargamu menyebalkan terlalu mengatur urusan orang
Perkataan ini muncul saat orang tua suami ikut menasihati istri atau mengkritik tingkah laku istri. Bagi suami ini mengindikasikan tidak ada penghormatan kepada keluarga suami oleh istri. Hal ini bukan hanya membuat imej istri buruk tapi meragukan bagi kehidupan suami selanjutnya. Hal ini juga mengindikasikan keangkuhan istri kepada suami dan keluarganya. Padahal mungkin saja sebaliknya istri sangat patuh pada keluarga kandungnya, jelas ini suatu yang fatal dalam rumah tangga.
Itulah beberapa contoh perkataan yang sering diucapkan istri kepada suami dan menyakitkan hati pasangannya. Sesungguhnya pada suami yang sabar hanya bisa berdoa dan berharap perubahan sikap pada istrinya. Akan tetapi secara agama itu telah menyalahi ketentuan Nya.
Hanya saja suami tetap harus introspeksi diri. Sebab ada kemungkinan penyebab sikap istri ini karena perlakuan suami yang juga membuat istri sakit hati. Walaupun demikian istri yang baik yakni istri yang mau memaafkan setiap kesalahan suaminya. Selain itu selalu ikhlas serta patuh akan apa yang diperintah suaminya, terlebih bila itu menuntun kepada akhlak terpuji. Semoga bermanfaat.
Source : pengalaman dan pengamatan penulis