Menguak Mitos Ular Legendaris Si Cantik Manis Yang Sering Diberi Makan Oleh Burung
Ilustrasi ular hijau (pixabay.com) |
Informasi yang menyatakan ular jenis Viperidae atau Tropidolaemus wagleri tidak bisa mencari makan sendiri dan harus dibawakan burung telah menjadi perdebatan di kalangan praktisi, penghobi hingga akademisi.
Sebagian berpendapat informasi itu hoaks dan tidak berdasar karena hanya sebuah mitos atau cerita turun temurun. Sebagian lagi masih mencari kepastian sembari melakukan penelitian lebih mendalam pada perilaku Ular Cantik Manis itu.
Praktisi sekaligus penghobi hewan Reptil dari Sumbar Fachrul Reza, M.Si menilai banyak argumentasi terkait kepastian perilaku ular ini khususnya yang diberi makan burung.
Menurutnya sifat ular yang merupakan hewan nocturnal atau bergerak di malam hari memungkinkan transfer makanan oleh burung.
Dengan kata lain burung yang hinggap di dahan pepohonan akan menjadi mangsa ular yang gambarnya kerap digunakan sebagai model buku atau majalah tentang hewan.
Nah dari sini akan bermunculan persepsi seperti burung yang memberikan makan ular. Persepsi itu muncul dari pengamatan di lapangan yang dilakukan sejak lama dan turun temurun.
Analoginya alih alih terlihat burung hinggap di badan ular dengan pencahayaan kurang pada waktu malam. Padahal mungkin saja faktanya adalah ular itu melilit di dasar pijakan burung kemudian menerkam. Namun karena tidak melihat saat menerkam, persepsi seseorang seakan burung memberi makan ular.
Persepsi ini bisa saja muncul sejak lama sehingga kemudian menjadi alur informasi yang juga turun temurun di tengah masyarakat. Yang secara perlahan bagi peneliti maupun pengamat menjadi salah satu bahan untuk menyusun referensinya.
Ilustrasi ular hijau kartun (pixabay.com) |
Fachrul menyontohkan buku yang berjudul The Reptiles Of Indo Australian Archipelago Ophidia karangan Nelly De Rooj dan terbit pada 1917 di Leiden Belanda.
Dalam buku itu tersebut pada halaman 288 tentang perilaku Ular Viper yang menjelaskan diberi makan oleh burung. Dalam penjelasan "From time to time a small bird (Cymbirhyncus macrorhyncus) comes to feed it".
Dari penjelasan buku itu bahwa Ular Cantik Manis diberikan makan oleh jenis burung kecil dengan nama latin Cymbirhyncus macrorhyncus. Nama burung ini tentu masih asing di telinga dengan ornamen warna dominan merah.
Bila ditilik terdapat dua pendekatan untuk memahami perilaku ular seperti itu. Pertama karena ular memangsa Cymbirhyncus macrorhyncus namun saat terlihat seperti berada di atas kulit ular. Pendekatan kedua memang peneliti memastikan bahwa Cymbirhyncus melakukan simbiosis dengan ular.
Persoalannya bila itu terjadi simbiosis secara nyata berarti mitos yang berkembang selama ini benar. Ada kemungkinan burung tersebut membawakan makanan untuk ular Cantik Manis.
Seperti dilansir zozounand.wordpress mitos terbesar dari ular hijau atau si Cantik manis adalah ular yang merupakan hewan diturunkan oleh Nabi Adam AS dari surga ke dunia. Sebab dikarenakan biasa dimanja saat di Surga, ular ini tidak memiliki kemampuan berburu saat dipindahkan ke dunia. Sampai akhirnya datang sukarela kelompok burung yang kemudian mau memberikan makan untuk ular.
Akan tetapi Nelly De Rooj tentu tidak akan gegabah memasukkan sebuah teori ke dalam buku bila bukan penelitian dan melakukan pengamatan mendalam. Dengan kata lain kemungkinan pendekatan karena adanya simbiosis memang benar.
Terlebih pada beberapa peribahasa daerah seperti dari Minang sesungguhnya ikut menjelaskan fenomena yang saat ini masih abu-abu tersebut.
Dalam pepatah Minangkabau yakni "Kalau ndak ado barado ndak mungkin tampuo basarang randah". Yang dalam bahasa Indonesia. "Jika tak ada apa2 tak mungkin manyar tempua bersarang rendah".
Di situ dijelaskan bahwa Tampuo yang merupakan sejenis burung atau orang Minang mengenalnya Manyar Tampuo biasanya memiliki sarang yang didekatnya juga hidup hewan berbisa lainnya semisal ular, kelabang atau kalajengking.
Dikarenakan istilah jenis burung itu termasuk bahasa daerah tentu perlu diketahui jenis burung dalam bahasa Indonesia atau latin.
Bila dari anatomi dan morfologinya Manyar Tampuo ini sangat dekat kemiripan dengan jenis burung Sempur Hujan Sungai atau bahasa latinnya Cymbirhynchus macrorhynchos.
Bila ini dikaitkan dengan penemuan Nelly De Rooj satu abad silam sedikit menjelaskan teorinya dalam buku Reptiles of Indonesia Australian Archipelagos.
Artinya ular Tropidolaemus wagleri atau si Cantik Manis kerap diberi makan Burung Sempur Hujan Sungai.
Lalu bila dianalisis lebih lanjut kaitan buku de Rooj dan peribahasa Minang serta perilaku burung dapat ditarik garis merah adanya kemungkinan hubungan simbiosis di antara ular dan burung tersebut.
Apakah ular memberi penjagaan pada sarang atau anak burung sehingga burung memberi makan sebagai "upah" karena ular tidak bergerak karena kekenyangan. sebagaimana diketahui ular Cantik Manis dewasa dapat diam berbulan-bulan bila telah makan.
Namun menurut Fachrul percobaannya juga dapat sedikit memberikan penerangan lebih lanjut. Saat dia melakukan percobaan dengan meletakkan jenis Ular Cantik Manis di ranting pohon ada burung-burung kecil yang ukuran dan bentuknya mirip Sempur Hujan Sungai mendarat di sekitar ranting tempat keberadaan ular. Burung-burung itu membawa serangga jenis Dobsonfiles dan kemudian dijatuhkan di dekat ular. Saat Fachrul akan mendekat dan mengambil gambarnya seketika burung itu terbang membawa serangga itu.
Kondisi ular saat itu telah kenyang sehingga saat ada serangga yang dijatuhkan hanya dijadikan makanan pilihan tambahan saja. Pertanyaannya mungkinkah serangga itu menjadi pelengkap makan ular atau justru serangga tersebut makanan utama ular di alam.
Penemuan ini dapat dimunculkan hipotesis bahwa mitos dan penemuan De Rooj dalam bukunya sudah menemui titik terang. Tentunya membutuhkan analisis, penelitian dan pengamatan lebih lanjut untuk membuktikan adanya simbiosis yang terjadi pada dua jenis hewan tersebut di alam.
Dengan segala mitos dan populernya ular Cantik Manis wajar jika binatang melata jenis ini di kalangan akademisi, praktisi atau penghobi binatang dikatakan ular legendaris. Semoga bermanfaat.