Pengamat : Empat Bidang Prioritas Kerja Sama Kampus
Ilustrasi (pixabay.com) |
Pengamat bidang pendidikan tinggi dari Universitas Andalas Padang Dr. Ade Djulardi menilai terdapat empat bidang yang menjadi prioritas kerja sama di kampus merujuk dari pemeringkatan kampus seluruh dunia.
"Keempat bidang itu yakni pengajaran, penelitian, transfer ilmu dan pandangan internasional," kata Dosen Fakultas Peternakan tersebut, di Padang, Senin 4 Januari 2020.
Dalam hal pengajaran, kerja sama dilakukan dalam mewujudkan sistem pengajaran yang berkualitas dan tepat sasaran. Hal ini mengandung artian input harus seimbang dengan output.
Dalam hal ini kerja sama kampus dengan kampus atau kampus bersama instansi lain bertujuan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sekaligus inovatif pada sistem pengajaran yang merujuk pada perkembangan zaman.
Seperti saat ini ada kebijakan Kemendikbud terkait kampus merdeka, kerja sama dapat merujuk pada kebijakan itu. Akan tetapi masing-masing institusi secara kolaboratif dan kreatif memunculkan inovasi. Termasuk juga inovatif dalam menghadirkan sarana prasarana penunjang kuliah dan praktikum.
Hal lain terkait kurikulum dan metode pengajaran di suatu kampus. Perlu ada penguatan mutu dan kelayakan di dalamnya artinya setiap rencana dan pelaksanaan juga perlu dibarengi dengan monitoring dan evaluasi.
Tentunya dalam mewujudkan nota kesepahaman atau nota kesepakatan, poin pengajaran perlu jadi prioritas kampus dalam kerja sama.
"Riset atau penelitian menjadi yang kedua karena sebagai implementasi pengajaran sekaligus penunjang pengembangan kampus" ujar dia.
Ilustrasi (pixabay.com) |
Kerja sama dalam bidang penelitian ini dapat diwujudkan melalui upaya kolaboratif dalam menyamakan persepsi pada suatu kajian. Dapat juga bersifat partisipatif pada suatu pola atau proyek yang telah disusun suatu kampus.
Di samping itu juga dapat diwujudkan dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat terkait implementasi sebuah teori dan praktik pada persoalan global dan nasional.
Dengan kerja sama ini intensitas yang mengarah ke situ memberikan keuntungan resiprok di kedua belah pihak. Artinya suatu kampus dapat meningkatkan intensitas menelitinya setelah dilakukan kerja sama.
Selain itu bila mengacu pembaruan aturan Kemendikbud, riset dimasukkan ke dalam bagian dalam pengembangan institusi bahkan mempengaruhi kemajuan dan pengembangan staf pengajar juga.
Kemudian prioritas ketiga dalam kerja sama yakni sitasi atau transfer ilmu kepada masyarakat. Dalam hal ini merupakan keberlanjutan dalam riset tersebut.
Dengan kata lain kerja sama merujuk pada penghasilan capaian dari riset seperti jurnal, prosiding dan artikel ilmiah lain yang bisa dibagikan kepada khalayak ramai.
Catatannya jurnal dapat terindeks nasional maupun internasional. Kemudian dapat masuk ke ranah sitasi di Google Schollar. Biasanya dalam pemeringkatan situs kampus dunia, sitasi di google schollar juga cukup mempengaruhi pemeringkatan kampus.
Tentunya untuk mencapai poin ini kebaruan, keunikan hingga kekhasan riset menjadi tolok ukurnya. Dengan catatan implementasinya juga sudah dapat dirasakan banyak orang.
Secara gambaran besar kerja sama menyangkut transfer ilmu juga dapat meliputi workshop penyusunan jurnal terindeks, workshop pengabdian masyarakat, pelatihan pembuatan artikel ilmiah, pelatihan penulisan buku hingga workshop situasi Google Schollar.
Ilustrasi kampus (pixabay.com) |
Kampus yang bekerja sama juga dapat didorong untuk meningkatkan intensitas penciptaan buku ajar dan buku teks yang bermanfaat bagi mahasiswa dan akademisi lainnya.
"Prioritas terakhir yakni kerja sama dalam hal memperkuat pandangan internasional" kata Ade.
Ini kerja sama terkait bagaimana kampus dapat meningkatkan promosi dan pamor di pandangan masyarakat dunia.
Hal ini dapat dilakukan dengan media massa atau stakeholder terkait dalam hal implementasi riset seperti dunia industri.
Dengan media massa bagaimana kampus dapat menjaga citra lewat capaian dan prestasi kemudian disebarluaskan kepada masyarakat seluruh dunia. Catatannya capaian dan prestasi itu "real" dan bukan "fake".
Namun begitu untuk menyediakan informasi ke arah itu kerja sama juga dapat dilakukan dalam meningkatkan kualitas kampus secara keseluruhan misal dalam penguatan jaminan mutu atau kerja sama persiapan akreditasi.
Di samping itu untuk meningkatkan pandangan baik masyarakat tentu produk dari riset kampus dapat dinikmati secara populer atau terserap oleh industri. Biasanya kampus ternama nasional atau dunia sering mengeluarkan produk industri kreatif dan inovatif sebagai bentuk promosi dan peningkatan citranya.
Menurutnya ini empat prioritas kerja sama itu sejalan dengan kategori berdasarkan acuan pemeringkatan yang dilakukan oleh Lembaga The Times Higher Education (THE) yang baru mengeluarkan daftar peringkat terbaru kampus seluruh dunia.
Dalam menentukan peringkat kampus seluruh dunia, THE mengambil beberapa indikator penilaian dengan porsi persentasenya. Indikator tersebut, yaitu pengajaran (30 persen), riset (30 persen), sitasi (30 persen), pandangan internasional (7,5 persen), dan serapan industri (2,5 persen).
Pola penilaian ini juga tidak serta merta dilakukan oleh lembaga survei pendidikan dunia saja atau situs terkemuka kampus seperti 4ICU serta Webometric. Pola ini juga diadopsi oleh Kemendikbud yang mengacu pada Tridharma Perguruan Tinggi yakni Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat.
Walaupun demikian dengan adanya Revolusi Industri 4.0 dan jelang 5.0 teknologi informasi juga perlu dikedepankan dalam menjalin kerja sama.
Oleh sebab itu kerja sama dalam penyusunan konten website atau media promosi kampus juga perlu dilakukan untuk memperkuat informasi terkait indikator di atas.