BTS dan Blackpink Bisa Lahir dari Kampus, Begini Caranya
Ilustrasi keriuhan boyband atau girlband Korea (pixabay.com) |
"Kolaborasi Universitas Baiturrahmah dan ISI Padang Panjang mungkin saja dapat menghasilkan BTS dan Blackpink baru di Indonesia,"
Pernyataan menarik ini disampaikan oleh mantan Wakil Menteri Pendidikan RI sekaligus Rektor Universitas Baiturrahmah Prof. Musliar Kasim saat menerima kunjungan Tim dari Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang pada di Padang Selasa 9 Februari 2020.
Sekilas ini seperti pernyataan konyol dan tidak berbobot alias semua orang bisa saja mengatakan itu, namun bila dicermati tentu tidak akan sembarangan seorang intelektual menyampaikan hal yang tidak bernilai.
Dalam lanjutannya pada saat itu Musliar Kasim menjelaskan mengapa kedua institusi menghasilkan BTS dan Blackpink baru mengacu pada tertatanya dan berkelannjutannya manajemen keartisan di dunia Kpop semisal BTS dan Blackpink.
Maksud Rektor menyinggung BTS dan Blackpink karena keberhasilan dua Kpop tersebut menembus pasar mancanegara hanya melalui pertunjukkan seni musik dan menggunakan bahasa asli Korea.
Menurutnya ini menjadi sebuah percontohan dari institusi atau perusahaan yang menerapkan pola manajemen yang rapi, disiplin namun memiliki sasaran target pasar yang terarah.
Kemudian bila ini dikaitkan langsung dengan dua kampus di Sumbar tersebut tentu tidak serta merta akan menciptakan serupa boyband atau girlband BTS atau Blackpink, namun lebih pada produk seni yang dapat mendunia.
Dalam hal ini Universitas Baiturrahmah memiliki program studi ekonomi yang menunjang dalam manajemen yakni Manajemen dan Kewirausahaan.
Sementara di ISI memiliki prodi penunjang untuk urusan kesenian dan kebudayaan, kerja sama dua institusi akan berarah pada penciptaan produk tersebut.
Sudah dipastikan salah satu produk ISI yakni menghasilkan seniman, kreator andal, ini perlu ditata dengan sistem manajemen yag tepat bila nantinya dijadikan sebuah perusahaan.
Prodi Manajemen Unbrah tentu dapat membantu pengaturan manajemen dari produk seni tersebut sehingga dapat menguntungkan kedua belah pihak.
Di satu sisi, keilmuan dan kepraktisan Manajemen ikut teraplikasi , di sisi lain produk seni dari ISI lebih potensial akan masuk pasar lebih efektif ketimbang tanpa manajemen.
Hal ini juga sejalan dengan prodi kewirausahaan yang orientasinya pada pasar dan profit, Kombinasi bukan tidak mungkin akan menghasilkan artis atau seniman yang berbakat atau produk seni yang jangkauannya hingga seluruh dunia.
Mungkin saja Prodi Seni Musik dan Seni Tari di ISI dengan bantuan Prodi Manajemen memang secara ajaib mampu membentuk real boyband atau girl band seperti BTS dan Blackpink.
Dengan pola di Korea yang juga mendahulukan pendidikan tinggi sebagai modal penguatan seni dan budaya , seyogyanya kolaborasi ISI dan Unbrah ini dapat mewujudkan hal tersebut.
Ilustrasi (pixabay.com |
Selain dari ISI, potensi artis juga dapat dicari dari Unbrah yang meski bukan kampus seni, setiap tahunnya menelurkan artis seperti Kintani yang cukup ternama di Sumbar bahkan mulai merambah nasional.
"Tentu tidak bisa berpikir kedua kampus menghasilkan BTS atau Blackpink baru secara instan, butuh proses dan kesabaran," ujarnya.
Sementara itu dalam kegiatan Penandatanganan dilakukan oleh Rektor Unbrah Prof. Dr. Ir. Musliar Kasim, M.S dan Rektor ISI Padang Panjang Prof. Dr. Novesar Jamarun, M.S di Ruang Sidang Yayasan Unbrah dengan penerapan protokol pencegahan penyakit Covid-19.
Kedua rektor bersepakat untuk segera mempercepat kerja sama lanjutan antar institusi tidak sebatas dalam bidang seni budaya namun bidang lainnya khususnya kesehatan yang menjadi jargon kampus Unbrah.