Yunus Musah, Beri Alternatif Lini Tengah Milan
Yunus Musah (Istimewa) |
Pasalnya gelontoran dana 18 Juta Euro plus bonus melengkapi lini tengah AC Milan yang musim 2023/2024 juga sudah kedatangan Ruben Loftus Cheek dari Chelsea dan Tijani Reijnders dari AZ Alkmaar.
Ditambah pemain yang masih bertahan seperti Rade Krunic, Ismael Bennacer dan Tommaso Pobega membuat pelatih Milan Pioli memiliki banyak alternatif di lini tersebut.
Memang pada posisi tersebut Milan kehilangan Sandro Tonali yang dilepas ke Newcastle, Aster Vranckx yang tidak dipermanenkan dari Wolfsburg serta Timoue Bakayoko yang dikembalikan ke Chelsea, namun dengan kehadiran para pemain yang masuk kekuatan Milan tidak akan berkurang.
Yunus Musah sendiri termasuk pemain yang versatile yang bisa dimainkan di posisi Central Midfielder, Attacking Midfielder Centre bahkan di sayap kanan.
Pemain kelahiran 2002 tersebut berdasarkan statistik WorldOfFootball juga dinilai tidak memiliki kelemahan signifikan bahkan memiliki kelebihan di Agility artinya dapat beradaptasi dengan cepat.
Jelas ini menjadi keuntungan, dengan begitu Musah siap dalam setiap pertandingan bila dipilih sebagai starter.
Bukan hanya itu beberapa rekan di Timnas Amerika Serikat juga menyebut Musah memiliki kemampuan dribbling dan strength yang kuat. Artinya Musah dapat menang dalam perebutan bola.
Pemain seperti ini yang tidak ada di Milan pada musim 2022/2023 sepeninggal Frank Kessie yang hijrah ke Barcelona.
Sebagai Box to Box Midfielder, Musah akan bagus dalam bertahan dan cepat dalam menyerang persis dengan kemampuan pemain Milan yang baru Ruben Loftus Cheek.
Akan tetapi usia Musah yang masih muda ditambah kelincahan yang dimiliki lebih baik, menjadikannya dapat lebih berkembang.
Bukan tidak mungkin seperti Rafael Leao, Theo Hernandez dan Ismael Bennacer, Musah akan berkembang dan memiliki value transfer yang tinggi.
Tinggal saja pelatih Pioli yang akan berperan penting dalam kemajuan Musah dan pemain baru lainnya.
Mengigat Musah masih muda dan perlu berkembang, Pioli diharapkan tidak gagal lagi dalam mengembangkan pemain muda, di mana sebelumnya Charles De Ketelaere , pemain berprospek dari Belgia gagal berkembang di tangan Pioli.