Menyinergikan Bidang Kehumasan dan Kerjasama
Ilustrasi kerjasama. |
Saat ini cukup banyak institusi yang menempatkan bidang kehumasan dengan bidang kerjasama dalam satu unit atau lembaga, termasuk di sebuah perguruan tinggi.
Tujuannya untuk mempermudah dalam penguatan hubungan eksternal antara satu institusi dengan mitra, sehingga membuka peluang kerja sama yang menguntungkan.
Walaupun demikian bidang kehumasan dan kerjasama seyogyanya berdiri sendiri meski keduanya memiliki benang merah yang saling berkaitan.
Sekalipun itu digabungkan membutuhkan SDM yang tidak sedikit karena kedua bidang tersebut memiliki kefokusan masing-masing.
Humas atau dikenal Public Relation sebagaimana dalam buku Communication Skill (2017) karya Henny Kustini, Scott M. Cutlip dan Allen H. Center memaparkan "Humas adalah bagian dari fungsi manajemen yang bertugas untuk menilai sikap masyarakat, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur yang sesuai bagi individu atau organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan dan melaksanakan program kegiatan dengan tujuan untuk mendapatkan pengertian, pemahaman, dan dukungan dari masyarakat.".
Hal ini juga sejalan dengan pernyataan Frank Jefkins, yang beranggapan bahwa humas adalah sesuatu yang terdiri dari semua bentuk komunikasi berencana, baik ke dalam maupun ke luar antara organisasi dengan publiknya, guna mencapai pengertian bersama.
Ilustrasi |
Dari kedua pernyataan itu menjelaskan bahwa humas memiliki peranan dalam menjamin kestabilan komunikasi antara internal dan eksternal serta bersifat mendukung manajemen suatu institusi.
Sedangkan kerjasama seperti yang termaktub dalam KBBI yakni dilakukan untuk mencapai tujuan bersama atas kepentingan bersama.
Dengan kata lain bidang kerjasama lebih difokuskan untuk meningkatkan hubungan secara eksternal yang tujuannya memperkuat pengembangan suatu institusi.
Dengan pengertian keduanya yang amat luas seperti itu sudah sebaiknya dalam pengelolaannya juga memiliki jangkauan yang besar.
Termasuk SDM pengelolanya juga memiliki jumlah yang tepat agar kinerja lebih efektif dan efisien.
Akan tetapi bila kedua bidang tersebut tetap digabungkan tentu harus disinergikan antara satu sama lain.
Ilustrasi. |
Sinergi ini salah satunya melalui poin komunikasi, di mana pengelola bidang humas dan kerjasama harus menguasai komunikasi.
Artinya pengelola tersebut harus mampu menyinkronkan kepentingan internal dengan eksternal termasuk mengidentifikasi setiap permintaan tersirat dari pimpinan yang dapat diwujudkan dalam kerjasama.
Sebagai contoh dalam satu perguruan tinggi membutuhkan promosi untuk menarik banyak mahasiswa baru yang berkualitas, maka tugas pengelola humas dan kerjasama yakni menjalin kerjasama dengan media massa yang mampu mempromosikan kampus tersebut.
Ilustrasi |
Dalam menjalin kerjasama dengan media massa tersebut harus menguntungkan bagi kedua belah pihak khususnya institusi, di mana dengan adanya promosi dari media tersebut kampus mendapat banyak mahasiswa baru yang berkualitas.
Termasuk juga dalam hal promosi untuk penciptaan produk dari hasil penelitian, tim humas dan kerjasama bisa melobi serta bekerjasama dengan suatu perusahaan atau industri yang dapat memproduksi massal.
Pengelola humas sekaligus kerjasama ini bekerja secara simultan dengan target adalah pengembangan perguruan tinggi melalui manajemen penciptaan citra positif institusi kemudian berimplikasi pada jalinan kerjasama yang menguntungkan.
Sinergitas ini harus dipelihara dan dilakukan secara berkelanjutan dengan catatan tujuan utamanya adalah keuntungan, khususnya meningkatnya kualitas perguruan tinggi atau institusi.
Daftar Pustaka
-Cutlip, Scott M, Allen H. Center dan Glen M.Broom. (2016). Effective Public
Relations. Jakarta: Kencana.
-Henny Kustini, Communication Skill (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2017)